Faedah dan Cara Bersiwak
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaih wa aalih
sallam Bersabda, “Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku
perintahkan mereka untuk bersiwak setiap hendak mendirikan
shalat”. Dalam hadis tersebut Rasulullah shalallahu ‘alaih wa aalih
sallam menganjurkan umatnya untuk menggunakan siwak setiap hendak shalat
lima waktu. Banyak lagi hadits lain yang menyebutkan masalah siwak ini.
Di antaranya dari Aisyah diriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,
”Bersiwak itu membersihkan mulut dan membuat Tuhan ridha (senang).” (HR
Al-Baihaqi dan An-Nasai). Dalam hadits lain dari Hudzaifah, ia
mengatakan, ” Rasulullah shalallahu ‘alaih wa aalih sallam, apabila
bangun tidur, menggosok mulutnya dengan siwak.” (HR Al-Bukhari, Muslim,
dan lainnya).
عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، أَنّ النَّبِيَّ صَلى اللهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَامَ لِلتَّهَجُّدِ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
Terjemahannya: Daripada Sayyidina Huzaifah رضي الله عنه: Sesungguhnya Nabi صلى الله عليه وآله وسلم adalah apabila bangun ia bagi bertahajjud diwaktu malam, Baginda صلى الله عليه وآله وسلم mengosok mulut Baginda صلى الله عليه وآله وسلم dengan siwak. (hadits riwayat al-Bukhari)
عَنْ عَائِشَةَ، أَنّ النَّبِيَّ صَلى اللهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ ، كَانَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ، بَدَأَ بِالسِّوَاكِ
Terjemahannya: Daripada Sayyidatuna ?Aisyah رضي الله عنها bahwasanya Nabi صلى الله عليه وآله وسلم, apabila memasuki Baginda صلى الله عليه وآله وسلم akan rumahnya, memulai ia dengan bersiwak. (hadits riwayat Muslim)
رَكْعَتَانِ بِسِوَاكٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِينَ رَكْعَةً بِغَيْرِ سِوَاكٍ
عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، أَنّ النَّبِيَّ صَلى اللهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَامَ لِلتَّهَجُّدِ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
Terjemahannya: Daripada Sayyidina Huzaifah رضي الله عنه: Sesungguhnya Nabi صلى الله عليه وآله وسلم adalah apabila bangun ia bagi bertahajjud diwaktu malam, Baginda صلى الله عليه وآله وسلم mengosok mulut Baginda صلى الله عليه وآله وسلم dengan siwak. (hadits riwayat al-Bukhari)
عَنْ عَائِشَةَ، أَنّ النَّبِيَّ صَلى اللهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ ، كَانَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ، بَدَأَ بِالسِّوَاكِ
Terjemahannya: Daripada Sayyidatuna ?Aisyah رضي الله عنها bahwasanya Nabi صلى الله عليه وآله وسلم, apabila memasuki Baginda صلى الله عليه وآله وسلم akan rumahnya, memulai ia dengan bersiwak. (hadits riwayat Muslim)
رَكْعَتَانِ بِسِوَاكٍ خَيْرٌ مِنْ سَبْعِينَ رَكْعَةً بِغَيْرِ سِوَاكٍ
Terjemahannya: 2 rakaat dengan bersiwak lebih utama daripada 70 rakaat
tanpa bersiwak. (hadits riwayat Abu Nu?aim di dalam al-Hilyah dengan
sanad hasan dan diriwayatkan oleh ad-Daaruqutni dimana perawi-perawinya
tsiqah)
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، قَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلى اللهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ : فَضْلُ الصَّلاةِ الَّتِي يُسْتَاكُ لَهَا عَلَى الصَّلاةِ الَّتِي لا يُسْتَاكُ لَهَا سَبْعِينَ ضِعْفًا
Terjemahannya: Daripada Sayyidatuna ?Aisyah رضي الله عنها telah berkata ia: Telah bersabda Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم: Keutamman sholat dengan bersiwak ke atas sholat tanpa siwak adalah 70 kali ganda (hadits riwayat Ahmad, Ibn Khuzaimah dan al-Hakim, beliau berkata hadits ini shohih atas syarat Muslim dan diakui oleh adz-Dzahabi)
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، قَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلى اللهُ عَليْهِ وَسَلَّمَ : فَضْلُ الصَّلاةِ الَّتِي يُسْتَاكُ لَهَا عَلَى الصَّلاةِ الَّتِي لا يُسْتَاكُ لَهَا سَبْعِينَ ضِعْفًا
Terjemahannya: Daripada Sayyidatuna ?Aisyah رضي الله عنها telah berkata ia: Telah bersabda Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم: Keutamman sholat dengan bersiwak ke atas sholat tanpa siwak adalah 70 kali ganda (hadits riwayat Ahmad, Ibn Khuzaimah dan al-Hakim, beliau berkata hadits ini shohih atas syarat Muslim dan diakui oleh adz-Dzahabi)
Faedah Bersiwak
Mengenai faedahnya, para ulama menyebutkan,
bersiwak itu mempunyai faedah yang sangat banyak. Bahkan, sebagian ulama mengatakan bahwa faedah-faedahnya kurang lebih mencapai 70. Antara lain, membersihkan mulut, mendapat ridha Tuhan, memutihkan gigi, mengharumkan mulut, meluruskan tulang punggung, menguatkan gusi, memperlambat tumbuhnya uban, membersihkan badan, menambah kecerdasan, melipatgandakan pahala, mempermudah keluarnya ruh, menyebabkan ingat bacaan syahadat ketika menghadapi kematian, menyebabkan kelapangan rizqi dan kecukupan, melancarkan rizqi, memperbaiki kesehatan mulut, menghilangkan kotoran dan lendir di tenggorokan, menguatkan gigi, menambah kebaikan, menyenangkan malaikat dan mereka akan mau bersalaman karena tertarik pada cahaya mukanya (muka orang yang bersiwak), menghilangkan penyakit kusta.Dalam fungsinya sebagai alat pembersih gigi dan mulut, bersiwak dengan menggunakan kayu yang khusus, yang disebut ”kayu arak”, memang dapat diganti dengan sikat gigi dan odol. Tetapi manfaat-manfaat lain yang didapat tidak sebanyak bila kita menggunakan siwak, yang khusus itu. Sehingga, bersiwak tetap memiliki kelebihan dibandingkan cara lain dalam membersihkan gigi atau mulut.
bersiwak itu mempunyai faedah yang sangat banyak. Bahkan, sebagian ulama mengatakan bahwa faedah-faedahnya kurang lebih mencapai 70. Antara lain, membersihkan mulut, mendapat ridha Tuhan, memutihkan gigi, mengharumkan mulut, meluruskan tulang punggung, menguatkan gusi, memperlambat tumbuhnya uban, membersihkan badan, menambah kecerdasan, melipatgandakan pahala, mempermudah keluarnya ruh, menyebabkan ingat bacaan syahadat ketika menghadapi kematian, menyebabkan kelapangan rizqi dan kecukupan, melancarkan rizqi, memperbaiki kesehatan mulut, menghilangkan kotoran dan lendir di tenggorokan, menguatkan gigi, menambah kebaikan, menyenangkan malaikat dan mereka akan mau bersalaman karena tertarik pada cahaya mukanya (muka orang yang bersiwak), menghilangkan penyakit kusta.Dalam fungsinya sebagai alat pembersih gigi dan mulut, bersiwak dengan menggunakan kayu yang khusus, yang disebut ”kayu arak”, memang dapat diganti dengan sikat gigi dan odol. Tetapi manfaat-manfaat lain yang didapat tidak sebanyak bila kita menggunakan siwak, yang khusus itu. Sehingga, bersiwak tetap memiliki kelebihan dibandingkan cara lain dalam membersihkan gigi atau mulut.
Cara Bersiwak
Adapun cara bersiwak, tidak ada ikhtilaf antara ulama, bahwa didalam
kitab Syama’il Imam Tirmidzi, dalam hadist Rasulullah shalallahu ‘alaih
wa aalih sallam, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaih wa aalih sallam
bersiwak dg kayu araak, dan memulainya dari pertengahan, lalu kearah
kanan lalu kekiri, demikian diulangi sebanyak 3 X.
Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa disunnahkan bersiwak memulai dari
tengah jajaran gigi atas, lalu menggosokkan siwak kekanan sampai ujung
barisan gigi kanan atas, lalu turun ke barisan gigi kanan bawah, lalu
digosokkan pada barisan gigi bawah ketengah, lalu naik lagi ke barisan
gigi atas dan digosokkan ke kiri sampai ujung barisan gigi kiri atas,
lalu turun ke ujung barisan gigi kiri bawah, lalu digosokkan ketengah
barisan gigi bawah.
Cara paling mudah adalah dengan membayangkan menulis angka delapan yg
rebah, gosoklah secara demikian untuk perhitungan 1X, lalu mengulanginya
sampai 3X inilah cara terbaik, namun cara apapun adalah sudah
mendapatkan pahala sunnah.
0 comments:
Posting Komentar