Setiap muslim rasanya tentu ingin dikatakan beriman. Kalau dikatakan tidak beriman mungkin seseorang bisa tersinggung dan marah, karena iman memang sesuatu yang sangat berharga bagi seorang muslim. Tapi terkadang kita lupa untuk menata sikap sebagaimana orang beriman yang dijelaskan oleh rasulullah. Untuk itu saya coba paparkan beberapa hadits mengenai sikap orang beriman.
Hadis riwayat Anas bin Malik r.a. ia berkata:Rasulullah bersabda: Seorang hamba (dalam hadis Abdul Warits, seorang laki-laki) tidak beriman sebelum aku lebih dicintainya dari keluarganya, hartanya dan semua orang. (HR Muslim)
Abdullah bin Umar r.a mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Orang Islam itu adalah orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari lidah dan tangannya; dan orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR Bukhari)
Anas r.a mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antaramu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR Bukhari)
Anas r.a mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Salah seorang di antaramu tidak beriman sehingga saya lebih dicintai olehnya daripada orang tuanya, anaknya, dan semua manusia.” (HR Bukhari)
Hadis riwayat Abu Hurairah r.a ia berkata:Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia berbicara yang baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya” (HR Muslim)
Hadis riwayat Abdullah bin Masud r.a ia berkata:Rasulullah SAW bersabda: “Mencaci-maki orang Islam adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekafiran.” (HR Muslim)
Sekarang apakah kira-kira kita bisa dikatakan sudah beriman berdasarkan hadits-hadits di atas? Atau malah bisa termasuk ke golongan yang dijelaskan di hadits terakhir? Na’uzubillah.
Semoga dengan ini kita jadi ingat kembali dan mulai bersikap sebagaimana layaknya orang beriman yang dimaksudkan Rasulullah SAW.
Hadis riwayat Anas bin Malik r.a. ia berkata:Rasulullah bersabda: Seorang hamba (dalam hadis Abdul Warits, seorang laki-laki) tidak beriman sebelum aku lebih dicintainya dari keluarganya, hartanya dan semua orang. (HR Muslim)
Abdullah bin Umar r.a mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Orang Islam itu adalah orang yang orang-orang Islam lainnya selamat dari lidah dan tangannya; dan orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR Bukhari)
Anas r.a mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antaramu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR Bukhari)
Anas r.a mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda, “Salah seorang di antaramu tidak beriman sehingga saya lebih dicintai olehnya daripada orang tuanya, anaknya, dan semua manusia.” (HR Bukhari)
Hadis riwayat Abu Hurairah r.a ia berkata:Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia berbicara yang baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya” (HR Muslim)
Hadis riwayat Abdullah bin Masud r.a ia berkata:Rasulullah SAW bersabda: “Mencaci-maki orang Islam adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekafiran.” (HR Muslim)
Sekarang apakah kira-kira kita bisa dikatakan sudah beriman berdasarkan hadits-hadits di atas? Atau malah bisa termasuk ke golongan yang dijelaskan di hadits terakhir? Na’uzubillah.
Semoga dengan ini kita jadi ingat kembali dan mulai bersikap sebagaimana layaknya orang beriman yang dimaksudkan Rasulullah SAW.