hujjah tentang Ayah dan bunda Nabi . Syurga atau Neraka?(Ahlussunnah waljamaah)
Dengan Nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang.
,segala puji bagi tuhan semesta alam ALLAH subhanahu wata'ala,rahmat dan salam ke atas junjungan kita nabi besar muhammad sallallahu'alaihi wasallam,serta kepada keluarga dan sahbat beliau sekalian,hati-hati dalam mengambil hujjah dimasa akhir zaman ini,lebih baik kita diam,bertaqwalah kepada Allah,karena kita berada dimasa akhir zaman,kiamat sudah sangat dekat dengan berbagai macam tanda-tandanya,saya membela Ayah dan Bunda nabi,walaupun ada hadist yang menyebutkan ayah dan bunda nabi dalam neraka,itu hadist mungkar,ulama Ahlussunnah wal jamaah,telah membuangnya,tetapi ada kaum yang tidak Senang,,mengambilnya kembali dan dijadikan hujjahnya,,
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻯ ﻫﺪﺍﻧﺎ ﻟﻬﺬﺍ ﻭﻣﺎ ﻛﻦ
ﻟﻨـﺘﻬﺪﻱ ﻟﻮ ﻻ ﺃﻥ ﻫﺪﺍﻧﺎ ﺍﻟﻠﻪ
ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ
ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ
ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺍﻟﻔﺎﺋﺰﻳﻦ ﺑﺮﺿﺎ ﺍﻟﻠﻪ
ﻭﺑﻌﺪ
ﻗﺪﻣﻮﺍ ﺃﻋﻤﺎﻟﻜﻢ ﻟﺪﺍﺭ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﺗﺠﺪﻭﺍ ﻋﻨﺪﻫﺎ
ﻓﻮﺯﺍ ﻭﻧﺠﺎﺓ
Dakwaan
Diantara dalil golongan yang
menyatakan orang tua Nabi
masuk neraka adalah hadits
riwayat Imam Muslim dari
Hammad :
ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻳْﻦَ ﺃَﺑِﻲ ﻗَﺎﻝَ
ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻗَﻔَّﻰ ﺩَﻋَﺎﻩُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺃَﺑِﻲ
ﻭَﺃَﺑَﺎﻙَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
Bahwasanya seorang laki-laki
bertanya kepada Rasulullah “
Ya, Rasulullah, dimana
keberadaan ayahku ?,
Rasulullah menjawab : “ dia
di neraka” maka ketika
orang tersebut hendak
beranjak, Rasulullah
memanggilnya seraya berkata
“ sesungguhnya ayahku dan
ayahmu di neraka “.
Imam Suyuthi menerangkan
bahwa Hammad perawi Hadits di
atas diragukan oleh para ahli
hadits dan hanya diriwayatkan
oleh Imam Muslim. Padahal
banyak riwayat lain yang lebih
kuat darinya seperti riwayat
Ma’mar dari Anas, al-Baihaqi dari
Sa’ad bin Abi Waqosh :
ﺍِﻥَّ ﺍَﻋْﺮَﺍﺑِﻴًّﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﺮَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪ ﺍَﻳْﻦَ ﺍَﺑِﻲ ﻗَﺎﻝَ
ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺄَﻳْﻦَ ﺍَﺑُﻮْﻙَ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﻴْﺜُﻤَﺎ ﻣَﺮَﺭْﺕَ
ﺑِﻘَﺒْﺮِ ﻛَﺎﻓِﺮٍ ﻓَﺒَﺸِّّﺮْﻩُ ﺑِﺎﻟﻨَّﺎﺭِ
Sesungguhnya A’robi berkata
kepada Rasulullah SAW “
dimana ayahku ?, Rasulullah
SAW menjawab : “ dia di
neraka”, si A’robi pun
bertanya kembali “ dimana
AyahMu ?, Rasulullah pun
menawab “ sekiranya kamu
melewati kuburan orang
kafir, maka berilah kabar
gembira dengan neraka “
Riwayat di atas tanpa
menyebutkan ayah Nabi di
neraka. Ma’mar dan Baihaqi
disepakati oleh ahli hadits lebih
kuat dari Hammad, sehingga
riwayat Ma’mar dan Baihaqi harus
didahulukan dari riwayat
Hammad. Dalil mereka yang lain
hadits yang berbunyi :
ﻟَﻴْﺖَ ﺷِﻌْﺮِﻱ ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻞَ ﺃَﺑَﻮَﺍﻱَ
Demi Allah, bagaimana
keadaan orang tuaku ?
Kemudian turun ayat yang
berbunyi :
ﺇِﻧَّﺎ ﺃَﺭْﺳَﻠْﻨَﺎﻙَ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ ﺑَﺸِﻴْﺮﺍً ﻭَﻧَﺬِﻳْﺮﺍً ﻭَﻟَﺎ ﺗُﺴْﺄَﻝُ
ﻋَﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴْﻢ )ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ ١١٩ : )
Sesungguhnya Kami telah
mengutusmu (Muhammad)
dengan kebenaran; sebagai
pembawa berita gembira dan
pemberi peringatan, dan
kamu tidak akan diminta
(pertanggungan jawab)
tentang penghuni-penghuni
neraka. (QS. al-Baqarah : 119)
Jawaban
Ayat itu tidak tepat untuk kedua
orang tua Nabi karena ayat
sebelum dan sesudahnya
berkaitan dengan ahlul kitab,
yaitu :
ﻳَﺎ ﺑَﻨِﻲ ﺇِﺳْﺮَﺍﺋِﻴﻞَ ﺍﺫْﻛُﺮُﻭﺍ ﻧِﻌْﻤَﺘِﻲَ ﺍﻟَّﺘِﻲ
ﺃَﻧْﻌَﻤْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻭْﻓُﻮﺍ ﺑِﻌَﻬْﺪِﻱ ﺃُﻭﻑِ
ﺑِﻌَﻬْﺪِﻛُﻢْ ﻭَﺇِﻳَّﺎﻱَ ﻓَﺎﺭْﻫَﺒُﻮﻥِ
Hai Bani Israil, ingatlah akan
nikmat-Ku yang telah Aku
anugerahkan kepadamu, dan
penuhilah janjimu kepada-Ku,
niscaya Aku penuhi janji-Ku
kepadamu; dan hanya
kepada-Ku-lah kamu harus
takut (tunduk) (QS. Al-
Baqarah : 40)
sampai ayat 124 :
ﻭَﺇِﺫِ ﺍﺑْﺘَﻠَﻰ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﺭَﺑُّﻪُ ﺑِﻜَﻠِﻤَﺎﺕٍ ﻓَﺄَﺗَﻤَّﻬُﻦَّ
ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻧِّﻲ ﺟَﺎﻋِﻠُﻚَ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﺇِﻣَﺎﻣًﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻭَﻣِﻦْ
ﺫُﺭِّﻳَّﺘِﻲ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﺎ ﻳَﻨَﺎﻝُ ﻋَﻬْﺪِﻱ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ
dan (ingatlah), ketika Ibrahim
diuji tuhannya dengan
beberapa kalimat (perintah
dengan larangan), lalu
Ibrahim menunaikannya.
Allah berfirman :
"sesungguhnya aku akan
menjadikanmu imam bagi
seluruh manusia ". Ibrahim
berkata : "(dan saya mohon
juga) dari keturunanku ".
Allah berfirman : "janjiku (ini)
tidak mengenai orang yang
zalim".
Semua ayat-ayat itu menceritakan
ahli kitab (yahudi). (QS. Al-
Baqarah : 124)
Bantahan di atas juga diperkuat
dengan firman Allah SWT :
ﻭَﻣَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻣُﻌَﺬِّﺑِﻴﻦَ ﺣَﺘَّﻰ ﻧَﺒْﻌَﺚَ ﺭَﺳُﻮﻟًﺎ
)ﺍﻹﺳﺮﺍﺀ ١٥ : )
“dan Kami tidak akan
meng’azab sebelum Kami
mengutus seorang rasul.”
(QS. Al-Isra` : 15)
Kedua orang tua Nabi wafat pada
zaman fatharah (kekosongan dari
seorang Nabi/Rasul). Berarti
keduanya dinyatakan selamat.
Imam Fakhrurrozi menyatakan
bahwa semua orang tua para
Nabi muslim. Dengan dasar
berikut :
Al-Qur’an surat As-Syu’ara’ :
218-219 :
ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺮَﺍﻙَ ﺣِﻴﻦَ ﺗَﻘُﻮﻡُ * ﻭَﺗَﻘَﻠُّﺒَﻚَ ﻓِﻲ
ﺍﻟﺴَّﺎﺟِﺪِﻳﻦَ
Yang melihat kamu ketika
kamu berdiri (untuk
sembahyang), dan (melihat
pula) perobahan gerak
badanmu di antara orang-
orang yang sujud.
Sebagian Ulama’ mentafsiri ayat
di atas bahwa cahaya Nabi
berpindah dari orang yang ahli
sujud (muslim) ke orang yang ahli
sujud lainnya. Adapun Azar yang
secara jelas mati kafir, sebagian
ulama’ menyatakan bukanlah
bapak Nabi Ibrohim yang
sebenarnya tetapi dia adalah
bapak asuhnya dan juga
pamannya.

Hadits Nabi SAW :
ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ) ﻟﻢ ﺍﺯﻝ ﺍﻧﻘﻞ ﻣﻦ
ﺍﺻﻼﺏ ﺍﻟﻄﺎﻫﺮﻳﻦ ﺍﻟﻰ ﺍﺭﺣﺎﻡ ﺍﻟﻄﺎﻫﺮﺍﺕ)
“ aku (Muhammad SAW)
selalu berpindah dari sulbi-
sulbi laki-laki yang suci
menuju rahim-rahim
perempuan yang suci pula”
Jelas sekali Rasulullah SAW
menyatakan bahwa kakek dan
nenek moyang beliau adalah
orang-orang yang suci bukan
orang-orang musyrik karena
mereka dinyatakan najis dalam Al-
Qur’an. Allah SWT berfirman :
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛُﻮﻥَ ﻧَﺠَﺲٌ
“Hai orang-orang yang
beriman, Sesungguhnya
orang-orang yang musyrik itu
najis”
Nama ayah Nabi Abdullah,
cukup membuktikan bahwa
beliau beriman kepada Allah
bukan penyembah berhala
Imam Muslim dan Imam
Turmudzi meriwayatkan hadits
yang telah mereka sahihkan
dari Watsilah bin Asqa’ RA
bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﺻﻄﻔﻰ ﻣﻦ ﻭﻟﺪ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ
ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﻭﺍﺻﻄﻔﻰ ﻣﻦ ﻭﻟﺪ ﺍﺳﻤﺎﻋﻴﻞ
ﻛﻨﺎﻧﺔ ﻭﺍﺻﻄﻔﻰ ﻣﻦ ﻛﻨﺎﻧﺔ ﻗﺮﻳﺸﺎ
ﻭﺍﺻﻄﻔﻰ ﻣﻦ ﻗﺮﻳﺶ ﺑﻨﻲ ﻫﺎﺷﻢ
ﻭﺍﺻﻄﻔﺎﻧﻲ ﻣﻦ ﺑﻨﻲ ﻫﺎﺷﻢ
Sesungguhnya Allah telah
memilih Ismail dari turunan
Ibrahim dan memilih Kinanah
dari turunan Ismail dan
memilih Quraisy dari turunan
Kinanah dan memilih Bani
Hasyim dari turunan Quraisy
dan memilih Aku dari turunan
Bani Hasyim.
Bahkan dari hadits ini Syekh Ibn
Taimiyah berkata : Ketentuan
hadits di atas menunjukkan
bahwa Ismail dan turunannya
adalah orang-orang pilihan dari
keturunan Ibrahim.
Imam Turmudzi meriwayatkan
hadits dan menganggapnya
Hasan dari ‘Abbas bin
Abdulmuttholib RA bahwa Nabi
SAW bersabda:
ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺧﻠﻖ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻓﺠﻌﻠﻨﻲ ﻣﻦ ﺧﻴﺮ
ﻓﺮﻗﻬﻢ ﺛﻢ ﺗﺨﻴﺮ ﺍﻟﻘﺒﺎﺋﻞ ﻓﺠﻌﻠﻨﻲ ﻓﻲ ﺧﻴﺮ
ﻗﺒﻴﻠﺔ ﺛﻢ ﺗﺨﻴﺮ ﺍﻟﺒﻴﻮﺕ ﻓﺠﻌﻠﻨﻲ ﻓﻲ ﺧﻴﺮ
ﺑﻴﻮﺗﻬﻢ ﻓﺄﻧﺎ ﺧﻴﺮﻫﻢ ﻧﻔﺴﺎ ﻭﺧﻴﺮﻫﻢ ﺑﻴﺘﺎ
Sesungguhnya Allah telah
menciptakan makhluk dan
menjadikan Aku dari
golongan yang paling baik
kemudian Allah memilih suku
dan menjadikan Aku dari
suku yang terbaik kemudian
memilih rumah dan
menjadikan dalam rumah
terbaik mereka. Maka Aku
adalah yang paling baik
jiwanya dan paling baik
rumahnya.
Imam Al-Baihaqi meriwayatkan
dalam kitabnya “Dalailun
Nubuwwah” dari Anas RA
bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
ﺃﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻄﻠﺐ ﺑﻦ
ﻫﺎﺷﻢ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﻣﻨﺎﻑ ﺑﻦ ﻗﺼﻲ ﺑﻦ ﻛﻼﺏ
ﺑﻦ ﻣﺮﺓ ﺑﻦ ﻛﻌﺐ ﺑﻦ ﻟﺆﻱ ﺑﻦ ﻏﺎﻟﺐ ﺑﻦ
ﻓﻬﺮ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺑﻦ ﺍﻟﻨﻀﺮ ﺑﻦ ﻛﻨﺎﻧﺔ ﺑﻦ
ﺧﺰﻳﻤﺔ ﺑﻦ ﻣﺪﺭﻛﺔ ﺑﻦ ﺇﻟﻴﺎﺱ ﺑﻦ ﻣﻀﺮ ﺑﻦ
ﻧﺰﺍﺭ ﺑﻦ ﻣﻌﺪ ﺑﻦ ﻋﺪﻧﺎﻥ. ﻭﻣﺎ ﺍﻓﺘﺮﻕ ﺍﻟﻨﺎﺱ
ﻓﺮﻗﺘﻴﻦ ﺇﻻ ﺟﻌﻠﻨﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺧﻴﺮﻫﻤﺎ
ﻓﺄﺧﺮﺟﺖ ﻣﻦ ﺑﻴﻦ ﺃﺑﻮﻱ ﻭﻟﻢ ﻳﺼﺒﻨﻲ
ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﻋﻬﺮ ﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﻭﺧﺮﺟﺖ ﻣﻦ
ﻧﻜﺎﺡ ﻭﻟﻢ ﺃﺧﺮﺝ ﻣﻦ ﺳﻔﺎﺡ ﻣﻦ ﻟﺪﻥ ﺁﺩﻡ
ﺣﺘﻰ ﺍﻧﺘﻬﻴﺖ ﺇﻟﻰ ﺃﺑﻲ ﻭﺃﻣﻲ ﻓﺄﻧﺎ ﺧﻴﺮﻛﻢ
Dengan Nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang.
,segala puji bagi tuhan semesta alam ALLAH subhanahu wata'ala,rahmat dan salam ke atas junjungan kita nabi besar muhammad sallallahu'alaihi wasallam,serta kepada keluarga dan sahbat beliau sekalian,hati-hati dalam mengambil hujjah dimasa akhir zaman ini,lebih baik kita diam,bertaqwalah kepada Allah,karena kita berada dimasa akhir zaman,kiamat sudah sangat dekat dengan berbagai macam tanda-tandanya,saya membela Ayah dan Bunda nabi,walaupun ada hadist yang menyebutkan ayah dan bunda nabi dalam neraka,itu hadist mungkar,ulama Ahlussunnah wal jamaah,telah membuangnya,tetapi ada kaum yang tidak Senang,,mengambilnya kembali dan dijadikan hujjahnya,,
ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺍﻟﺬﻯ ﻫﺪﺍﻧﺎ ﻟﻬﺬﺍ ﻭﻣﺎ ﻛﻦ
ﻟﻨـﺘﻬﺪﻱ ﻟﻮ ﻻ ﺃﻥ ﻫﺪﺍﻧﺎ ﺍﻟﻠﻪ
ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ
ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ
ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺍﻟﻔﺎﺋﺰﻳﻦ ﺑﺮﺿﺎ ﺍﻟﻠﻪ
ﻭﺑﻌﺪ
ﻗﺪﻣﻮﺍ ﺃﻋﻤﺎﻟﻜﻢ ﻟﺪﺍﺭ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﺗﺠﺪﻭﺍ ﻋﻨﺪﻫﺎ
ﻓﻮﺯﺍ ﻭﻧﺠﺎﺓ
Dakwaan
Diantara dalil golongan yang
menyatakan orang tua Nabi
masuk neraka adalah hadits
riwayat Imam Muslim dari
Hammad :
ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻳْﻦَ ﺃَﺑِﻲ ﻗَﺎﻝَ
ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻓَﻠَﻤَّﺎ ﻗَﻔَّﻰ ﺩَﻋَﺎﻩُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺇِﻥَّ ﺃَﺑِﻲ
ﻭَﺃَﺑَﺎﻙَ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
Bahwasanya seorang laki-laki
bertanya kepada Rasulullah “
Ya, Rasulullah, dimana
keberadaan ayahku ?,
Rasulullah menjawab : “ dia
di neraka” maka ketika
orang tersebut hendak
beranjak, Rasulullah
memanggilnya seraya berkata
“ sesungguhnya ayahku dan
ayahmu di neraka “.
Imam Suyuthi menerangkan
bahwa Hammad perawi Hadits di
atas diragukan oleh para ahli
hadits dan hanya diriwayatkan
oleh Imam Muslim. Padahal
banyak riwayat lain yang lebih
kuat darinya seperti riwayat
Ma’mar dari Anas, al-Baihaqi dari
Sa’ad bin Abi Waqosh :
ﺍِﻥَّ ﺍَﻋْﺮَﺍﺑِﻴًّﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﺮَﺳُﻮْﻝِ ﺍﻟﻠﻪ ﺍَﻳْﻦَ ﺍَﺑِﻲ ﻗَﺎﻝَ
ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺄَﻳْﻦَ ﺍَﺑُﻮْﻙَ ﻗَﺎﻝَ ﺣَﻴْﺜُﻤَﺎ ﻣَﺮَﺭْﺕَ
ﺑِﻘَﺒْﺮِ ﻛَﺎﻓِﺮٍ ﻓَﺒَﺸِّّﺮْﻩُ ﺑِﺎﻟﻨَّﺎﺭِ
Sesungguhnya A’robi berkata
kepada Rasulullah SAW “
dimana ayahku ?, Rasulullah
SAW menjawab : “ dia di
neraka”, si A’robi pun
bertanya kembali “ dimana
AyahMu ?, Rasulullah pun
menawab “ sekiranya kamu
melewati kuburan orang
kafir, maka berilah kabar
gembira dengan neraka “
Riwayat di atas tanpa
menyebutkan ayah Nabi di
neraka. Ma’mar dan Baihaqi
disepakati oleh ahli hadits lebih
kuat dari Hammad, sehingga
riwayat Ma’mar dan Baihaqi harus
didahulukan dari riwayat
Hammad. Dalil mereka yang lain
hadits yang berbunyi :
ﻟَﻴْﺖَ ﺷِﻌْﺮِﻱ ﻣَﺎ ﻓَﻌَﻞَ ﺃَﺑَﻮَﺍﻱَ
Demi Allah, bagaimana
keadaan orang tuaku ?
Kemudian turun ayat yang
berbunyi :
ﺇِﻧَّﺎ ﺃَﺭْﺳَﻠْﻨَﺎﻙَ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ ﺑَﺸِﻴْﺮﺍً ﻭَﻧَﺬِﻳْﺮﺍً ﻭَﻟَﺎ ﺗُﺴْﺄَﻝُ
ﻋَﻦْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴْﻢ )ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ ١١٩ : )
Sesungguhnya Kami telah
mengutusmu (Muhammad)
dengan kebenaran; sebagai
pembawa berita gembira dan
pemberi peringatan, dan
kamu tidak akan diminta
(pertanggungan jawab)
tentang penghuni-penghuni
neraka. (QS. al-Baqarah : 119)
Jawaban
Ayat itu tidak tepat untuk kedua
orang tua Nabi karena ayat
sebelum dan sesudahnya
berkaitan dengan ahlul kitab,
yaitu :
ﻳَﺎ ﺑَﻨِﻲ ﺇِﺳْﺮَﺍﺋِﻴﻞَ ﺍﺫْﻛُﺮُﻭﺍ ﻧِﻌْﻤَﺘِﻲَ ﺍﻟَّﺘِﻲ
ﺃَﻧْﻌَﻤْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻭْﻓُﻮﺍ ﺑِﻌَﻬْﺪِﻱ ﺃُﻭﻑِ
ﺑِﻌَﻬْﺪِﻛُﻢْ ﻭَﺇِﻳَّﺎﻱَ ﻓَﺎﺭْﻫَﺒُﻮﻥِ
Hai Bani Israil, ingatlah akan
nikmat-Ku yang telah Aku
anugerahkan kepadamu, dan
penuhilah janjimu kepada-Ku,
niscaya Aku penuhi janji-Ku
kepadamu; dan hanya
kepada-Ku-lah kamu harus
takut (tunduk) (QS. Al-
Baqarah : 40)
sampai ayat 124 :
ﻭَﺇِﺫِ ﺍﺑْﺘَﻠَﻰ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢَ ﺭَﺑُّﻪُ ﺑِﻜَﻠِﻤَﺎﺕٍ ﻓَﺄَﺗَﻤَّﻬُﻦَّ
ﻗَﺎﻝَ ﺇِﻧِّﻲ ﺟَﺎﻋِﻠُﻚَ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﺇِﻣَﺎﻣًﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻭَﻣِﻦْ
ﺫُﺭِّﻳَّﺘِﻲ ﻗَﺎﻝَ ﻟَﺎ ﻳَﻨَﺎﻝُ ﻋَﻬْﺪِﻱ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ
dan (ingatlah), ketika Ibrahim
diuji tuhannya dengan
beberapa kalimat (perintah
dengan larangan), lalu
Ibrahim menunaikannya.
Allah berfirman :
"sesungguhnya aku akan
menjadikanmu imam bagi
seluruh manusia ". Ibrahim
berkata : "(dan saya mohon
juga) dari keturunanku ".
Allah berfirman : "janjiku (ini)
tidak mengenai orang yang
zalim".
Semua ayat-ayat itu menceritakan
ahli kitab (yahudi). (QS. Al-
Baqarah : 124)
Bantahan di atas juga diperkuat
dengan firman Allah SWT :
ﻭَﻣَﺎ ﻛُﻨَّﺎ ﻣُﻌَﺬِّﺑِﻴﻦَ ﺣَﺘَّﻰ ﻧَﺒْﻌَﺚَ ﺭَﺳُﻮﻟًﺎ
)ﺍﻹﺳﺮﺍﺀ ١٥ : )
“dan Kami tidak akan
meng’azab sebelum Kami
mengutus seorang rasul.”
(QS. Al-Isra` : 15)
Kedua orang tua Nabi wafat pada
zaman fatharah (kekosongan dari
seorang Nabi/Rasul). Berarti
keduanya dinyatakan selamat.
Imam Fakhrurrozi menyatakan
bahwa semua orang tua para
Nabi muslim. Dengan dasar
berikut :
Al-Qur’an surat As-Syu’ara’ :
218-219 :
ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺮَﺍﻙَ ﺣِﻴﻦَ ﺗَﻘُﻮﻡُ * ﻭَﺗَﻘَﻠُّﺒَﻚَ ﻓِﻲ
ﺍﻟﺴَّﺎﺟِﺪِﻳﻦَ
Yang melihat kamu ketika
kamu berdiri (untuk
sembahyang), dan (melihat
pula) perobahan gerak
badanmu di antara orang-
orang yang sujud.
Sebagian Ulama’ mentafsiri ayat
di atas bahwa cahaya Nabi
berpindah dari orang yang ahli
sujud (muslim) ke orang yang ahli
sujud lainnya. Adapun Azar yang
secara jelas mati kafir, sebagian
ulama’ menyatakan bukanlah
bapak Nabi Ibrohim yang
sebenarnya tetapi dia adalah
bapak asuhnya dan juga
pamannya.

Hadits Nabi SAW :
ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ) ﻟﻢ ﺍﺯﻝ ﺍﻧﻘﻞ ﻣﻦ
ﺍﺻﻼﺏ ﺍﻟﻄﺎﻫﺮﻳﻦ ﺍﻟﻰ ﺍﺭﺣﺎﻡ ﺍﻟﻄﺎﻫﺮﺍﺕ)
“ aku (Muhammad SAW)
selalu berpindah dari sulbi-
sulbi laki-laki yang suci
menuju rahim-rahim
perempuan yang suci pula”
Jelas sekali Rasulullah SAW
menyatakan bahwa kakek dan
nenek moyang beliau adalah
orang-orang yang suci bukan
orang-orang musyrik karena
mereka dinyatakan najis dalam Al-
Qur’an. Allah SWT berfirman :
ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁَﻣَﻨُﻮﺍ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﻤُﺸْﺮِﻛُﻮﻥَ ﻧَﺠَﺲٌ
“Hai orang-orang yang
beriman, Sesungguhnya
orang-orang yang musyrik itu
najis”
Nama ayah Nabi Abdullah,
cukup membuktikan bahwa
beliau beriman kepada Allah
bukan penyembah berhala
Imam Muslim dan Imam
Turmudzi meriwayatkan hadits
yang telah mereka sahihkan
dari Watsilah bin Asqa’ RA
bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﺻﻄﻔﻰ ﻣﻦ ﻭﻟﺪ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ
ﺇﺳﻤﺎﻋﻴﻞ ﻭﺍﺻﻄﻔﻰ ﻣﻦ ﻭﻟﺪ ﺍﺳﻤﺎﻋﻴﻞ
ﻛﻨﺎﻧﺔ ﻭﺍﺻﻄﻔﻰ ﻣﻦ ﻛﻨﺎﻧﺔ ﻗﺮﻳﺸﺎ
ﻭﺍﺻﻄﻔﻰ ﻣﻦ ﻗﺮﻳﺶ ﺑﻨﻲ ﻫﺎﺷﻢ
ﻭﺍﺻﻄﻔﺎﻧﻲ ﻣﻦ ﺑﻨﻲ ﻫﺎﺷﻢ
Sesungguhnya Allah telah
memilih Ismail dari turunan
Ibrahim dan memilih Kinanah
dari turunan Ismail dan
memilih Quraisy dari turunan
Kinanah dan memilih Bani
Hasyim dari turunan Quraisy
dan memilih Aku dari turunan
Bani Hasyim.
Bahkan dari hadits ini Syekh Ibn
Taimiyah berkata : Ketentuan
hadits di atas menunjukkan
bahwa Ismail dan turunannya
adalah orang-orang pilihan dari
keturunan Ibrahim.
Imam Turmudzi meriwayatkan
hadits dan menganggapnya
Hasan dari ‘Abbas bin
Abdulmuttholib RA bahwa Nabi
SAW bersabda:
ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺧﻠﻖ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻓﺠﻌﻠﻨﻲ ﻣﻦ ﺧﻴﺮ
ﻓﺮﻗﻬﻢ ﺛﻢ ﺗﺨﻴﺮ ﺍﻟﻘﺒﺎﺋﻞ ﻓﺠﻌﻠﻨﻲ ﻓﻲ ﺧﻴﺮ
ﻗﺒﻴﻠﺔ ﺛﻢ ﺗﺨﻴﺮ ﺍﻟﺒﻴﻮﺕ ﻓﺠﻌﻠﻨﻲ ﻓﻲ ﺧﻴﺮ
ﺑﻴﻮﺗﻬﻢ ﻓﺄﻧﺎ ﺧﻴﺮﻫﻢ ﻧﻔﺴﺎ ﻭﺧﻴﺮﻫﻢ ﺑﻴﺘﺎ
Sesungguhnya Allah telah
menciptakan makhluk dan
menjadikan Aku dari
golongan yang paling baik
kemudian Allah memilih suku
dan menjadikan Aku dari
suku yang terbaik kemudian
memilih rumah dan
menjadikan dalam rumah
terbaik mereka. Maka Aku
adalah yang paling baik
jiwanya dan paling baik
rumahnya.
Imam Al-Baihaqi meriwayatkan
dalam kitabnya “Dalailun
Nubuwwah” dari Anas RA
bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
ﺃﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻄﻠﺐ ﺑﻦ
ﻫﺎﺷﻢ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﻣﻨﺎﻑ ﺑﻦ ﻗﺼﻲ ﺑﻦ ﻛﻼﺏ
ﺑﻦ ﻣﺮﺓ ﺑﻦ ﻛﻌﺐ ﺑﻦ ﻟﺆﻱ ﺑﻦ ﻏﺎﻟﺐ ﺑﻦ
ﻓﻬﺮ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺑﻦ ﺍﻟﻨﻀﺮ ﺑﻦ ﻛﻨﺎﻧﺔ ﺑﻦ
ﺧﺰﻳﻤﺔ ﺑﻦ ﻣﺪﺭﻛﺔ ﺑﻦ ﺇﻟﻴﺎﺱ ﺑﻦ ﻣﻀﺮ ﺑﻦ
ﻧﺰﺍﺭ ﺑﻦ ﻣﻌﺪ ﺑﻦ ﻋﺪﻧﺎﻥ. ﻭﻣﺎ ﺍﻓﺘﺮﻕ ﺍﻟﻨﺎﺱ
ﻓﺮﻗﺘﻴﻦ ﺇﻻ ﺟﻌﻠﻨﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺧﻴﺮﻫﻤﺎ
ﻓﺄﺧﺮﺟﺖ ﻣﻦ ﺑﻴﻦ ﺃﺑﻮﻱ ﻭﻟﻢ ﻳﺼﺒﻨﻲ
ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﻋﻬﺮ ﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﻭﺧﺮﺟﺖ ﻣﻦ
ﻧﻜﺎﺡ ﻭﻟﻢ ﺃﺧﺮﺝ ﻣﻦ ﺳﻔﺎﺡ ﻣﻦ ﻟﺪﻥ ﺁﺩﻡ
ﺣﺘﻰ ﺍﻧﺘﻬﻴﺖ ﺇﻟﻰ ﺃﺑﻲ ﻭﺃﻣﻲ ﻓﺄﻧﺎ ﺧﻴﺮﻛﻢ
ﻧﺴﺒﺎ ﻭﺧﻴﺮﻛﻢ ﺃﺑﺎ
Aku adalah Muhammad bin
Abdillah bin Abdil Mutthalib
bin Hasyim bin Abdi Manaf
bin Qushay bin Kilab bin
Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay
bin Gholib bin Fihr bin Malik
bin Al-Nadlr bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin
Ilyas bin Mudlor bin Nizar bin
Ma’d bin ‘Adnan. Dan tidaklah
terpisah golongan manusia
kecuali Allah telah menjadikan
aku dalam yang terbaik dari
dua golongan tersebut. Maka
aku dilahirkan dari kedua
orang tuaku dan tidak
mengenaiku sesuatupun dari
kebejatan jahiliyah. Dan aku
lahir dari pernikahan dan
tidaklah aku lahir dari
perzinaan dari mulai Nabi
Adam sampai pada ayah
ibuku. Maka aku adalah yang
terbaik dari kalian dari sisi
nasab dan orang tua.
Dan masih banyak lagi hadits-
hadits lain yang menjelaskan
tentang orang-orang tua Nabi
SAW. Bahwa mereka adalah
pilihan Allah SWT. Tidakkah anda
melihat kalimat
ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﺻﻄﻔﻰ (sesungguhnya
Allah memilih) apakah Allah akan
memilih orang kafir sedangkan di
sana ada orang yang beriman?
Apakah Allah memilih penduduk
neraka jika di sana ada penduduk
surga? Padahal orang tua Nabi
adalah orang-orang pilihan!
Imam Suyuthi berkata dalam
kitabnya Masalikul Hunafa
ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﺠﺎﺩﻝ ﻣﻤﻦ ﻳﻜﺘﺐ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ
ﻭﻻ ﻓﻘﻪ ﻋﻨﺪﻩ ﻳﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﻗﺪ ﻗﺎﻟﺖ ﺍﻷﻗﺪﻣﻮﻥ
ﺍﻟﻤﺤﺪﺙ ﺑﻼ ﻓﻘﻪ ﻛﻌﻄﺎﺭ ﻏﻴﺮ ﻃﺒﻴﺐ
ﻓﺎﻷﺩﻭﻳﺔ ﺣﺎﺻﻠﺔ ﻓﻲ ﺩﻛﺎﻧﻪ ﻭﻻ ﻳﺪﺭﻱ
ﻟﻤﺎﺫﺍ ﺗﺼﻠﺢ ﻭﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﺑﻼ ﺣﺪﻳﺚ ﻛﻄﺒﻴﺐ
ﻟﻴﺲ ﺑﻌﻄﺎﺭ ﻳﻌﺮﻑ ﻣﺎ ﺗﺼﻠﺢ ﻟﻪ ﺍﻷﺩﻭﻳﺔ
ﺇﻻ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻴﺴﺖ ﻋﻨﺪﻩ.
ﻭﺇﻧﻲ ﺑﺤﻤﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﺍﺟﺘﻤﻊ ﻋﻨﺪﻱ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ
ﻭﺍﻟﻔﻘﻪ ﻭﺍﻷﺻﻮﻝ ﻭﺳﺎﺋﺮ ﺍﻵﻻﺕ ﻣﻦ
ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻭﺍﻟﻤﻌﺎﻧﻲ ﻭﺍﻟﺒﻴﺎﻥ ﻭﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻓﺄﻧﺎ
ﺃﻋﺮﻑ ﻛﻴﻒ ﺃﺗﻜﻠﻢ ﻭﻛﻴﻒ ﺃﻗﻮﻝ ﻭﻛﻴﻒ
ﺍﺳﺘﺪﻝ ﻭﻛﻴﻒ ﺍﺭﺟﺢ ﻭﺃﻣﺎ ﺃﻧﺖ ﻳﺎ ﺃﺧﻲ
ﻭﻓﻘﻨﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺇﻳﺎﻙ ﻓﻼ ﻳﺼﻠﺢ ﻟﻚ ﺫﻟﻚ ﻷﻧﻚ
ﻻ ﺗﺪﺭﻱ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻭﻻ ﺍﻷﺻﻮﻝ ﻭﻻ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ
ﺍﻵﻻﺕ ﻭﺍﻟﻜﻼﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺍﻻﺳﺘﺪﻻﻝ
ﺑﻪ ﻟﻴﺲ ﺑﺎﻟﻬﻴﻦ ﻭﻻ ﻳﺤﻞ ﺍﻹﻗﺪﺍﻡ ﻋﻠﻰ
ﺍﻟﺘﻜﻠﻢ ﻓﻴﻪ ﻟﻤﻦ ﻟﻢ ﻳﺠﻤﻊ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ
ﻓﺎﻗﺘﺼﺮ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺁﺗﺎﻙ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻫﻮ ﺃﻧﻚ ﺇﺫﺍ
ﺳﺌﻠﺖ ﻋﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺗﻘﻮﻝ ﻭﺭﺩ ﺃﻭ ﻟﻢ ﻳﺮﺩ
ﻭﺻﺤﺤﻪ ﺍﻟﺤﻔﺎﻅ ﻭﺣﺴﻨﻮﻩ ﻭﺿﻌﻔﻮﻩ ﻭﻻ
ﻳﺤﻞ ﻟﻚ ﻓﻲ ﺍﻹﻓﺘﺎﺀ ﺳﻮﻯ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﺪﺭ
ﻭﺧﻞ ﻣﺎ ﻋﺪﺍ ﺫﻟﻚ ﻷﻫﻠﻪ :
ﻻ ﺗﺤﺴﺐ ﺍﻟﻤﺠﺪ ﺗﻤﺮﺍ ﺃﻧﺖ ﺁﻛﻠﻪ * ﻟﻦ ﺗﺒﻠﻎ
ﺍﻟﻤﺠﺪ ﺣﺘﻰ ﺗﻠﻌﻖ ﺍﻟﺼﺒﺮﺍ
(ﻣﺴﺎﻟﻚ ﺍﻟﺤﻨﻔﺎ ﻓﻲ ﻭﺍﻟﺪﻱ ﺍﻟﻤﺼﻄﻔﻰ
ﺹ٦٧ : )
“Jika si pendebat itu seorang
pelajar hadits yang tidak
memahami fiqh, maka bilang
padanya: Para salaf terdahulu
berkata. “ahli hadits yang tak
mengerti fiqh layakmya
penjual obat yang bukan
dokter, dia punya obat
namun tak tahu kegunaan
obat itu. Sebaliknya ahli fiqh
yang tak memahami hadis
ibarat dokter yang tidak
punya obat. Ia mengerti betul
kegunaan obat tapi tak
memilikinya.”
Sedangkan saya,
Alhamdulillah, telah
menguasai beragam ilmu :
hadits, fiqh, usul fiqh, dan
ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu
ma’ani, bayan dan lain-lain.
Aku tahu bagaimana harus
bicara, bagaimana mengutip
dalil, dan bagaimana
menarjih dalil. Sedangkan
engkau-semoga Allah
memberikan taufiq-Nya
padamu dan padaku- belum
layak untuk hal seperti itu.
Engkau kurang menguasai
fiqh, usul fiqh, juga ilmu-ilmu
alat (bahasa arab). Bicara
hadits dan mengambil dalil
bukanlah hal yang remeh.
Bagi yang belum menguasai
ilmu-ilmu yang telah kusebut
di atas, dilarang
membicarakan ini (keimanan
ayah bunda baginda Rasul).
Cukuplah kau bahas ilmu
yang diberikan Allah
kepadamu. Bila kau ditanya
mengenai suatu hadis,
cukuplah katakan, Ini warid
ini tidak, hadis itu disahihkan
para ahli hadis, dinilai hasan,
atau dhaif. Tak patut bagimu
melampaui semua itu.
Serahkanlah yang lain pada
ahlinya. “Jangan kau anggap
kemuliaan itu sebutir kurma
yang tinggal kau makan. Tak
kan kau capai kemuliaan itu
sebelum kau kecap obat yang
pahit”
(Masalikul hunafa hal. 67)
Syaikh al-Qhadhi salah
seorang Imam dari Madzhab
Malikiyyah pernah ditanya
tentang bahwa orang tua
Nabi Saw berada di neraka.
Maka beliau menjawab
“MAL’UN (terlaknat org itu) karena
Allah Swt berfirman :
ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺆْﺫُﻭﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﻟَﻌَﻨَﻬُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ
ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺍﻟْﺂَﺧِﺮَﺓِ ﻭَﺃَﻋَﺪَّ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺑًﺎ ﻣُﻬِﻴﻨًﺎ
”Sesungguhnya orang-orang
yang menyakiti Allah dan
Rasul-Nya, Allah melaknat
mereka di dunia dan di
akherat dan menyiapkan
untuk mereka adzab yang
hina” (QS. al-Ahzab : 57)
Adakah yang lebih menyakiti hati
Rasulullah Saw dari mengatakan
bahwa orangtua Rasul Saw
berada di neraka ?
Nabi Saw melarang
membicarakan jelek kepada
orang yang sudah mati dan
memeintahkan menutup lisan jika
jika sahabat dipermasalahkan,
maka menjaga lisan dari
mempermasalahkna orantua Nabi
Saw lebih berhak.
Renugkanlah kisah dibawah ini,
bahwasanya seoarang pembantu
Rasul yang bernama Barkah
pernah meminum air kencing
Rasul Saw yg ada di dalam bejana.
Kemudian Nabi Saw
menanyakannya “Manakah air yg
ada di dalam bejana ini ?” Barkah
menjawab “Aku minum wahai
Rasul” Rasul Saw bersabda “Jika
demikian perutmu tidak disentuh
oleh api neraka”.
Kemudian pernah Ibnu Zubair
diperintahkan oleh Rasul Saw
membuang darah bekas cantuk
Rasul Saw. Namun Ibnu Zubair
malah meminum darah tersebut.
Ketika ditanya oleh Rasul Saw
“Sudahkah kau buang darah
bekas cantukku wahai Ibnu
Zubair ?” “sudah wahai Rasul”
Rasul bertanya “Di mana ?” ia
menjawab “Dalam perutku”. Rasul
Saw bersabda “Barangsiapa
yangg darahnya bercampur
dengan darahku, maka ia tidak
akan masuk neraka.”
Kisah kisah ini disebutkan dalam
Hadist-Hadist shohih yg
diriwayatkan Daru Quthni.
Dari kisah ini menunjukkan
bahwa hukum kelebihan dalam
tubuh Nabi Saw adalah suci, tidak
najis karena Rasul tdk
memerintahkan Barkah dan Ibnu
Zubair untuk menyuci mulutnya.
Dan hal ini juga menunjukkan
bahwa satu tetes dari kelebihan
tubuh Nabi Saw yang masuk ke
dalam perut orang lain dapat
menyelamatkannya dari api
nereka. Lalu bagaimana dengan
seseoang yg darah dan daging
Nabi Saw berasal darinya ?
Berkata syaikhul Islam Ibn
Taimiyah dlm mustholahul hadis
(11/676)
ﻭﺍﻟﺠﻤﻬﻮﺭ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻭﺍﻟﺨﻠﻒ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻣﺎ
ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻓﻴﻪ ﻗﺒﻞ ﻣﺠﻲﺀ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﺮﻙ ﻭﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﺷﻴﺄ
ﻗﺒﻴﺤﺎ, ﻭﻛﺎﻥ ﺷﺮّﺍ ﻟﻜﻦ ﻻ ﻳﺴﺘﺤﻘﻮﻥ
ﺍﻟﻌﺬﺍﺏ ﺇﻻّ ﺑﻌﺪ ﻣﺠﻲﺀ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ-. ﺇﻟﻰ ﺃﻥ
ﻗﺎﻝ- ﻭﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﻋﺎﻣﺔ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻭﺃﻛﺜﺮ
ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ. ﻭﻋﻠﻴﻪ ﻳﺪﻝ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ .
ﻓﺈﻥ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﺑﻴﺎﻥ ﺃﻥّ ﻣﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻜﻔﺎﺭ ﺷﺮّ
ﻭﻗﺒﻴﺢ ﻭﺳﻲﺀ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺮﺳﻞ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﺗﻮﺍ
ﻻﻳﺴﺘﺤﻘﻮﻥ ﺍﻟﻌﻘﻮﺑﺔ
Menurut jumhur salaf dan
khalaf, perbuatan dan
kebiasaan orang-orang
sebelum datangnya
Rasulullah dari pada syirik
dan jahiliyah itu jelek sekali,
tetapi tidak berhak diadzab
kecuali setelah datangnya
Rasulullah. –hingga
perkataannya- Ini
pendapatnya Ulama salaf dan
kebanyakan orang muslim,
sesuai dengan al-Quran dn
Hadist yang menerangkan
bahwa orang kafir itu keji
dan buruk sekali walaupun
sebelum kedatangan seorang
Rasul mereka tidak berhak
untk diadzab.
Subhanallah.
Hanya dengan berpegang pada
sebuah hadits riwayat Muslim
saudara wahabi -semoga Allah
membuka hatinya- dengan tegas
mengatakan, kalian mengaku
Ahlussunnah tetapi tidak percaya
apa yang dikatakan dan diakui
Rasul sendiri. Bukan kami tidak
percaya wahai saudara wahabi,
tetapi karena kami tahu mana
yang sebenarnya dan mana yang
bukan, kami adalah hamba dhaif
yang tidak mengerti apa-apa jika
tidak ada HIDAYAH dari Allah dan
IRSYAD dari guru-guru kami yang
mulia.
Akhirnya,
Ya Allah... dengan berkat Rasul
Mushtafa, dengan berkat
Khulafaurrasyidin, dengan berkat
Seluruh Shahabat, dengan berkat
Imam Mujtahid, dengan berkat
Auliya dan Ulama berilah hidayah
dan petunjuk kepada kami dalam
menegakkan Sunnah sesuai
dengan tuntutan Rasulullah yang
berkesinambungan melalui "lidah"
Shahabat, Tabi'in, Tabi' Tabi'in,
Ulama Mutaqaddimin dan Muta-
akh-khirin dan Guru-guru kami
yang masih senantiasa ikhlas
memberi ilmu kepada kami. Amin
Ya Rabbal 'alamin.
wallahua'lam bish-shawab
Aku adalah Muhammad bin
Abdillah bin Abdil Mutthalib
bin Hasyim bin Abdi Manaf
bin Qushay bin Kilab bin
Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay
bin Gholib bin Fihr bin Malik
bin Al-Nadlr bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin
Ilyas bin Mudlor bin Nizar bin
Ma’d bin ‘Adnan. Dan tidaklah
terpisah golongan manusia
kecuali Allah telah menjadikan
aku dalam yang terbaik dari
dua golongan tersebut. Maka
aku dilahirkan dari kedua
orang tuaku dan tidak
mengenaiku sesuatupun dari
kebejatan jahiliyah. Dan aku
lahir dari pernikahan dan
tidaklah aku lahir dari
perzinaan dari mulai Nabi
Adam sampai pada ayah
ibuku. Maka aku adalah yang
terbaik dari kalian dari sisi
nasab dan orang tua.
Dan masih banyak lagi hadits-
hadits lain yang menjelaskan
tentang orang-orang tua Nabi
SAW. Bahwa mereka adalah
pilihan Allah SWT. Tidakkah anda
melihat kalimat
ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﺻﻄﻔﻰ (sesungguhnya
Allah memilih) apakah Allah akan
memilih orang kafir sedangkan di
sana ada orang yang beriman?
Apakah Allah memilih penduduk
neraka jika di sana ada penduduk
surga? Padahal orang tua Nabi
adalah orang-orang pilihan!
Imam Suyuthi berkata dalam
kitabnya Masalikul Hunafa
ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻤﺠﺎﺩﻝ ﻣﻤﻦ ﻳﻜﺘﺐ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ
ﻭﻻ ﻓﻘﻪ ﻋﻨﺪﻩ ﻳﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﻗﺪ ﻗﺎﻟﺖ ﺍﻷﻗﺪﻣﻮﻥ
ﺍﻟﻤﺤﺪﺙ ﺑﻼ ﻓﻘﻪ ﻛﻌﻄﺎﺭ ﻏﻴﺮ ﻃﺒﻴﺐ
ﻓﺎﻷﺩﻭﻳﺔ ﺣﺎﺻﻠﺔ ﻓﻲ ﺩﻛﺎﻧﻪ ﻭﻻ ﻳﺪﺭﻱ
ﻟﻤﺎﺫﺍ ﺗﺼﻠﺢ ﻭﺍﻟﻔﻘﻴﻪ ﺑﻼ ﺣﺪﻳﺚ ﻛﻄﺒﻴﺐ
ﻟﻴﺲ ﺑﻌﻄﺎﺭ ﻳﻌﺮﻑ ﻣﺎ ﺗﺼﻠﺢ ﻟﻪ ﺍﻷﺩﻭﻳﺔ
ﺇﻻ ﺃﻧﻬﺎ ﻟﻴﺴﺖ ﻋﻨﺪﻩ.
ﻭﺇﻧﻲ ﺑﺤﻤﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﺍﺟﺘﻤﻊ ﻋﻨﺪﻱ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ
ﻭﺍﻟﻔﻘﻪ ﻭﺍﻷﺻﻮﻝ ﻭﺳﺎﺋﺮ ﺍﻵﻻﺕ ﻣﻦ
ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻭﺍﻟﻤﻌﺎﻧﻲ ﻭﺍﻟﺒﻴﺎﻥ ﻭﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻓﺄﻧﺎ
ﺃﻋﺮﻑ ﻛﻴﻒ ﺃﺗﻜﻠﻢ ﻭﻛﻴﻒ ﺃﻗﻮﻝ ﻭﻛﻴﻒ
ﺍﺳﺘﺪﻝ ﻭﻛﻴﻒ ﺍﺭﺟﺢ ﻭﺃﻣﺎ ﺃﻧﺖ ﻳﺎ ﺃﺧﻲ
ﻭﻓﻘﻨﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺇﻳﺎﻙ ﻓﻼ ﻳﺼﻠﺢ ﻟﻚ ﺫﻟﻚ ﻷﻧﻚ
ﻻ ﺗﺪﺭﻱ ﺍﻟﻔﻘﻪ ﻭﻻ ﺍﻷﺻﻮﻝ ﻭﻻ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ
ﺍﻵﻻﺕ ﻭﺍﻟﻜﻼﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ ﻭﺍﻻﺳﺘﺪﻻﻝ
ﺑﻪ ﻟﻴﺲ ﺑﺎﻟﻬﻴﻦ ﻭﻻ ﻳﺤﻞ ﺍﻹﻗﺪﺍﻡ ﻋﻠﻰ
ﺍﻟﺘﻜﻠﻢ ﻓﻴﻪ ﻟﻤﻦ ﻟﻢ ﻳﺠﻤﻊ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ
ﻓﺎﻗﺘﺼﺮ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﺁﺗﺎﻙ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻫﻮ ﺃﻧﻚ ﺇﺫﺍ
ﺳﺌﻠﺖ ﻋﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺗﻘﻮﻝ ﻭﺭﺩ ﺃﻭ ﻟﻢ ﻳﺮﺩ
ﻭﺻﺤﺤﻪ ﺍﻟﺤﻔﺎﻅ ﻭﺣﺴﻨﻮﻩ ﻭﺿﻌﻔﻮﻩ ﻭﻻ
ﻳﺤﻞ ﻟﻚ ﻓﻲ ﺍﻹﻓﺘﺎﺀ ﺳﻮﻯ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﺪﺭ
ﻭﺧﻞ ﻣﺎ ﻋﺪﺍ ﺫﻟﻚ ﻷﻫﻠﻪ :
ﻻ ﺗﺤﺴﺐ ﺍﻟﻤﺠﺪ ﺗﻤﺮﺍ ﺃﻧﺖ ﺁﻛﻠﻪ * ﻟﻦ ﺗﺒﻠﻎ
ﺍﻟﻤﺠﺪ ﺣﺘﻰ ﺗﻠﻌﻖ ﺍﻟﺼﺒﺮﺍ
(ﻣﺴﺎﻟﻚ ﺍﻟﺤﻨﻔﺎ ﻓﻲ ﻭﺍﻟﺪﻱ ﺍﻟﻤﺼﻄﻔﻰ
ﺹ٦٧ : )
“Jika si pendebat itu seorang
pelajar hadits yang tidak
memahami fiqh, maka bilang
padanya: Para salaf terdahulu
berkata. “ahli hadits yang tak
mengerti fiqh layakmya
penjual obat yang bukan
dokter, dia punya obat
namun tak tahu kegunaan
obat itu. Sebaliknya ahli fiqh
yang tak memahami hadis
ibarat dokter yang tidak
punya obat. Ia mengerti betul
kegunaan obat tapi tak
memilikinya.”
Sedangkan saya,
Alhamdulillah, telah
menguasai beragam ilmu :
hadits, fiqh, usul fiqh, dan
ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu
ma’ani, bayan dan lain-lain.
Aku tahu bagaimana harus
bicara, bagaimana mengutip
dalil, dan bagaimana
menarjih dalil. Sedangkan
engkau-semoga Allah
memberikan taufiq-Nya
padamu dan padaku- belum
layak untuk hal seperti itu.
Engkau kurang menguasai
fiqh, usul fiqh, juga ilmu-ilmu
alat (bahasa arab). Bicara
hadits dan mengambil dalil
bukanlah hal yang remeh.
Bagi yang belum menguasai
ilmu-ilmu yang telah kusebut
di atas, dilarang
membicarakan ini (keimanan
ayah bunda baginda Rasul).
Cukuplah kau bahas ilmu
yang diberikan Allah
kepadamu. Bila kau ditanya
mengenai suatu hadis,
cukuplah katakan, Ini warid
ini tidak, hadis itu disahihkan
para ahli hadis, dinilai hasan,
atau dhaif. Tak patut bagimu
melampaui semua itu.
Serahkanlah yang lain pada
ahlinya. “Jangan kau anggap
kemuliaan itu sebutir kurma
yang tinggal kau makan. Tak
kan kau capai kemuliaan itu
sebelum kau kecap obat yang
pahit”
(Masalikul hunafa hal. 67)
Syaikh al-Qhadhi salah
seorang Imam dari Madzhab
Malikiyyah pernah ditanya
tentang bahwa orang tua
Nabi Saw berada di neraka.
Maka beliau menjawab
“MAL’UN (terlaknat org itu) karena
Allah Swt berfirman :
ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺆْﺫُﻭﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﻟَﻌَﻨَﻬُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ
ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺍﻟْﺂَﺧِﺮَﺓِ ﻭَﺃَﻋَﺪَّ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺑًﺎ ﻣُﻬِﻴﻨًﺎ
”Sesungguhnya orang-orang
yang menyakiti Allah dan
Rasul-Nya, Allah melaknat
mereka di dunia dan di
akherat dan menyiapkan
untuk mereka adzab yang
hina” (QS. al-Ahzab : 57)
Adakah yang lebih menyakiti hati
Rasulullah Saw dari mengatakan
bahwa orangtua Rasul Saw
berada di neraka ?
Nabi Saw melarang
membicarakan jelek kepada
orang yang sudah mati dan
memeintahkan menutup lisan jika
jika sahabat dipermasalahkan,
maka menjaga lisan dari
mempermasalahkna orantua Nabi
Saw lebih berhak.
Renugkanlah kisah dibawah ini,
bahwasanya seoarang pembantu
Rasul yang bernama Barkah
pernah meminum air kencing
Rasul Saw yg ada di dalam bejana.
Kemudian Nabi Saw
menanyakannya “Manakah air yg
ada di dalam bejana ini ?” Barkah
menjawab “Aku minum wahai
Rasul” Rasul Saw bersabda “Jika
demikian perutmu tidak disentuh
oleh api neraka”.
Kemudian pernah Ibnu Zubair
diperintahkan oleh Rasul Saw
membuang darah bekas cantuk
Rasul Saw. Namun Ibnu Zubair
malah meminum darah tersebut.
Ketika ditanya oleh Rasul Saw
“Sudahkah kau buang darah
bekas cantukku wahai Ibnu
Zubair ?” “sudah wahai Rasul”
Rasul bertanya “Di mana ?” ia
menjawab “Dalam perutku”. Rasul
Saw bersabda “Barangsiapa
yangg darahnya bercampur
dengan darahku, maka ia tidak
akan masuk neraka.”
Kisah kisah ini disebutkan dalam
Hadist-Hadist shohih yg
diriwayatkan Daru Quthni.
Dari kisah ini menunjukkan
bahwa hukum kelebihan dalam
tubuh Nabi Saw adalah suci, tidak
najis karena Rasul tdk
memerintahkan Barkah dan Ibnu
Zubair untuk menyuci mulutnya.
Dan hal ini juga menunjukkan
bahwa satu tetes dari kelebihan
tubuh Nabi Saw yang masuk ke
dalam perut orang lain dapat
menyelamatkannya dari api
nereka. Lalu bagaimana dengan
seseoang yg darah dan daging
Nabi Saw berasal darinya ?
Berkata syaikhul Islam Ibn
Taimiyah dlm mustholahul hadis
(11/676)
ﻭﺍﻟﺠﻤﻬﻮﺭ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻭﺍﻟﺨﻠﻒ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻣﺎ
ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻓﻴﻪ ﻗﺒﻞ ﻣﺠﻲﺀ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﺮﻙ ﻭﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﺷﻴﺄ
ﻗﺒﻴﺤﺎ, ﻭﻛﺎﻥ ﺷﺮّﺍ ﻟﻜﻦ ﻻ ﻳﺴﺘﺤﻘﻮﻥ
ﺍﻟﻌﺬﺍﺏ ﺇﻻّ ﺑﻌﺪ ﻣﺠﻲﺀ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ-. ﺇﻟﻰ ﺃﻥ
ﻗﺎﻝ- ﻭﻋﻠﻰ ﻫﺬﺍ ﻋﺎﻣﺔ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻭﺃﻛﺜﺮ
ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ. ﻭﻋﻠﻴﻪ ﻳﺪﻝ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟﺴﻨﺔ .
ﻓﺈﻥ ﻓﻴﻬﻤﺎ ﺑﻴﺎﻥ ﺃﻥّ ﻣﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻜﻔﺎﺭ ﺷﺮّ
ﻭﻗﺒﻴﺢ ﻭﺳﻲﺀ ﻗﺒﻞ ﺍﻟﺮﺳﻞ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﺗﻮﺍ
ﻻﻳﺴﺘﺤﻘﻮﻥ ﺍﻟﻌﻘﻮﺑﺔ
Menurut jumhur salaf dan
khalaf, perbuatan dan
kebiasaan orang-orang
sebelum datangnya
Rasulullah dari pada syirik
dan jahiliyah itu jelek sekali,
tetapi tidak berhak diadzab
kecuali setelah datangnya
Rasulullah. –hingga
perkataannya- Ini
pendapatnya Ulama salaf dan
kebanyakan orang muslim,
sesuai dengan al-Quran dn
Hadist yang menerangkan
bahwa orang kafir itu keji
dan buruk sekali walaupun
sebelum kedatangan seorang
Rasul mereka tidak berhak
untk diadzab.
Subhanallah.
Hanya dengan berpegang pada
sebuah hadits riwayat Muslim
saudara wahabi -semoga Allah
membuka hatinya- dengan tegas
mengatakan, kalian mengaku
Ahlussunnah tetapi tidak percaya
apa yang dikatakan dan diakui
Rasul sendiri. Bukan kami tidak
percaya wahai saudara wahabi,
tetapi karena kami tahu mana
yang sebenarnya dan mana yang
bukan, kami adalah hamba dhaif
yang tidak mengerti apa-apa jika
tidak ada HIDAYAH dari Allah dan
IRSYAD dari guru-guru kami yang
mulia.
Akhirnya,
Ya Allah... dengan berkat Rasul
Mushtafa, dengan berkat
Khulafaurrasyidin, dengan berkat
Seluruh Shahabat, dengan berkat
Imam Mujtahid, dengan berkat
Auliya dan Ulama berilah hidayah
dan petunjuk kepada kami dalam
menegakkan Sunnah sesuai
dengan tuntutan Rasulullah yang
berkesinambungan melalui "lidah"
Shahabat, Tabi'in, Tabi' Tabi'in,
Ulama Mutaqaddimin dan Muta-
akh-khirin dan Guru-guru kami
yang masih senantiasa ikhlas
memberi ilmu kepada kami. Amin
Ya Rabbal 'alamin.
wallahua'lam bish-shawab